A. Pengertian
Penyakit cacing tambang adalah penyakit infeksi yang disebabkan cacing Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing ini banyak terdapat di tanah di perkebunan kopi, teh dan karet. Disebut cacing tambang karena saat ditemukan pertama kali oleh pekerja tambang yang menderita penyakit ini sehingga disebut dengan cacing tambang.
Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk. Ancylostoma duodenale ditemukan di daerah Mediteranian , India , Cina dan Jepang. Necator americanus ditemukan di daerah tropis Afrika, Asia dan Amerika.
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongiloidae
Famili : Ancylostomatidae
Gejala penyakit ini awal mulanya tak spesifik seperti mual, muntah, malas makan, sakit perut dan badan kurus. Bentuk cacing dewasa menempel di dinding usus halus penderita dengan menggunakan giginya. Akibat adanya gigitan ini menyebabkan pembuluh darah dinding usus mengalami pendarahan. Sebagian darah dihisap oleh cacing dewasa dan sebagian keluar dari usus sehingga pada beraknya ditemukan darah.
Gejala lain yang dapat ditemukan antara lain adalah :
- Demam, batuk dan bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akibat berpindahnya larva melalui paru-paru
- Cacing dewasa sering kali menyebabkan nyeri diperut bagian atas
- Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat pendarahan usus
- Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.
- Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit.
Untuk gejala yang satu ini, dikalangan media penyakit ini terkenal dengan istilah Cutaneous larva migrans. Artinya, ada migrasi larva di kulit (cutan:lapisan kulit). Nama lainnya dermatosis linearis migrans ataupun sandworm disease. Dari namanya dapat diketahui bahwa beberapa penderita terserang penyakit ini ketika berhubungan dengan pasir.
Istilah lainnya juga disebut creeping eruption (CE). Istilah ini digunakan karena pada invasi larva cacing tambang ini, akan timbul kelainan pad akulit berupa erupsi peradangan berbentuk lurus atau berliku-liku yang menonjol di atas permukaan kulit. Semua orang bisa terinfeksi penyakit ini jika secara langsung terpapar dengan larva tersebut. Namun, kelompok yang beresiko tinggi biasanya berkaitan dengan pekerjaan ataupun hobi yang membawanya terkontak dengan pasir, tanah ataupun lapisan humusnya. Diantara wisatawan yang sedang berjemur di pantai dengan telanjang kaki, anak-anak yang suka bermain pasir, petani, tukang kebun, penambang atau pekerja lain yang berinteraksi dengan tanah.
Masuknya larva kedalam kulit, biasanya disertai dengan rasa gatal dan panas pada tempat masuknya. Kemudian akan muncul tonjolan pada permukaan kulit, beberapa saat akan muncul bentuk yang khas yaitu tonjolan di atas permukaan kulit yang berkelok-kelok berwarna kemerahan. Untuk selanjutnya, tonjolan kemerahan ini akan makin berkelok-kelok membentuk terowongan sesuai dengan pergerakan larva. Tiap larva membentuk lesi berkelok-kelok seperti ular memanjang dengan ukuran beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter dalam sehari.
Penderita dapat kekurangan protein hingga timbul bengkak di seluruh tubuhnya. Gejala klinik yang lain berupa gatal-gatal di kulit karena larva cacing tambang menembus kulit, migrasi melalui kulit. Migrasi larva dapat sampai ke paru-paru hingga menyebabkan gejala batuk-batuk. Rasanya sangat gatal terutama dalam malam hari. Dalam sehari panjang terowongan ini kira-kira bisa mencapai 2 mm hingga 2 cm.
Dikatakan, adapun tempat yang terkena infeksi ini, umumnya terletak di kaki, sela-sela kaki, pantat, lutut, tangan ataupun pernah juga dilaporkan terjadi di dinding perut.
C. Daur Hidup
Seekor cacing tambang dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,2 ml setiap harinya. Cacing dewasa dapat hidup di usus selama satu hingga lima tahun di mana cacing betina memproduksi telur. Pada infeksi ringan hanya sedikit sekali kehilangan darahnya tetapi pada infeksi berat dapat menimbulkan pendarahan hebat, kekurangan zat besi dan berat badan turun drastis.
Seekor cacing tambang dewasa dapat bertelur antara 10.000-30.000 telur per 24 jam. Telur ini akan bertahan lama di tanah yang lembab, sejuk dan di sekitar pohon yang rindang yang biasanya terdapat di daerah perkebunan. Untuk telur cacing tambang akan dikeluarkan bersama feses. Ketika berada di dalam tanah akan menetas dalam waktu 1-2 hari dan kemudian akan menjadi larva “Rabeniti Forem”. Pada hari ke-3 “Rabeniti Forem” akan menjadi “Pilari Forem”. Dalam bentuk ini dapat hidup di tanah selama 8 minggu. Dalam waktu kisaran tersebut akan terinjak kaki dan akan menembus kulit dan menuju kepiler darah.
Gb. Telur cacing tambang yang keluar bersama feses, kemudian menjadi larva RABENITI FOREM kemudian menjadi PILARI FOREM dan terinjak oleh kaki manusia
Siklus cacing tambang didalam tubuh yaitu dari Jantung à paru-paru à bronkus à bronkiolus à trakea à faring à sel pencernaan à dan kembali lagi ke usus halus. Daur hidup cacing tambang lebih panjang daripada cacing gelang.
Gb. Siklus cacing tambang didalam tubuh manusia
D. Diagnosa
Jika timbul gejala, maka pada pemeriksaan tinja penderita akan ditemukan telur cacing tambang. Jika dalam beberapa jam tinja dibiarkan dahulu, maka telur akan mengeram dan menetaskan larva.
E. Pencegahan
Mengingat sekarang musim hujan, keadaan tanah pasti lebih lembab dibanding biasanya, orang tua yang memiliki anak kecil, diharapkan untuk mencegah anak bermain terlalu lama di tanah maupun pasir, apalgi bermain tanpa menggunakan alas kaki. Anjurkanlah mereka selalu menggunakan alas kaki. Membiasakan cuci tangan dan kaki setelah bermain di luar juga pencegahan yang baik. Untuk mereka yang pekerjaannya sering berhubungan dengan tenah atau pasir, seperti petani atau pekerja kebun, anjurkan juga untuk menggunakan alas kaki saat bekerja.
Hal sederhana lainnya adalah bagi yang memelihara anjing dan kucing untuk membuang kotoran hewan tersebut ditempat pembuangan khusus.
F. Pengobatan
Karena cacing tambang menyerang pada usia anak-anak maka pengobatanya antara lain adalah :
Untuk pemberian obat minum golongan obat anti cacing albendazole dosis sehari 400 mg sebagai dosis tunggal selama 3 hari. Obat pilihan lain yang juga banyak jenisnya. Selain dengan obat anti cacing, pengobatan cara lain dengan penyemprotan agen pembeku, seperti misalnya chlorethyl atau dryce sepanjang lesi dapat juga digunakan sebagai pengobatan penunjang. Tetapi cara ini agak sulit karena tidak mengetahui secara pasti di mana larva berada dan keefektifannya dilaporkan 60-70% dari seluruh kasus.
Perlu diingat, selama masa pengobatan kita harus memperhatikan pergerakan dari lesi. Jika selama waktu pengamatan tertentu tidak tampak lahi pergerakan lesi, maka larva biasanya telah mati. Terkadang untuk membantu mengamati pergerakan itu, lokasi lesi diberi tanda tinta spidol sehingga lebih mempermudah pengamatan.
Selain pengobatan diatas, obat yang sering digunakan adalah “Pirantel Pamoat” dosis 10 mg/kg BB (usia anak-anak) selama 3 ahri berturut-turut. Ada pula 10 g/kg BB terbagi dalam 3 dosis dengan BB : 20 kg maka 1 kali minum adalah 10mg/20kg è 200 mg/3 = 66 mg
0 komentar:
Posting Komentar